dalam duka (I)
angin, sepi dan mimpi mimpi, adalah sahabat setia,
yang selalu siap untuk diajak bercanda dalam duka,
di kamar pengap segelap pelataran neraka.
ada jendela kecil untuk menyaksikan indahnya taman surga
tapi tak selamanya terbuka, lantaran derita yang mencekam
terkadang melumatkan kedekatanku kepada-Nya.
dalam duka (II)
rembulan senja belum mampu menampakan wajahnya yang pucat kelelahan.
langit hitam masih mengepung dari semua yang pengab.
angin yang lewat tak begitu jelas meniupkan kabar apa, kiamat bakal segera tiba,
atau mukjizat tentang kesembuhan seorang tua yang tengah tercekik kesakitan dalam kesendirianya.
semua rahasia serba rahasia. dan hanya Dia yang tahu segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar